“GOLEK JENENG….”
Aku tidak tahu, mengapa dia dipanggil Emak. Semua orang di rumah memanggilnya, Emak. Sejak kapan, dia dipanggil Emak? Aku juga tidak tahu. Yang kutahu, dia berasal dari sebuah desa di Bojonegoro, Jawa Timur. Emak…
Aku tidak tahu, mengapa dia dipanggil Emak. Semua orang di rumah memanggilnya, Emak. Sejak kapan, dia dipanggil Emak? Aku juga tidak tahu. Yang kutahu, dia berasal dari sebuah desa di Bojonegoro, Jawa Timur. Emak…
Don Corleone Pertama Jumat siang kemarin, saya bertemu dua teman SMP (1971-173): Pranoto dan Herry Gendut Janarta. Pranoto yang lebih 30 tahun bekerja perusahaan perminyakan, dulu paling pandai di kelas dan baik hati.…
PertamaEnam belas tahun silam sosiolog Ignas Kleden menulis artikel di Kompas (6/6/2006). Ignas antara lain menulis, dewasa ini masih sering terdengar keinginan atau harapan akan adanya pemimpin panutan. Seseorang dianggap menjadi panutan apabila dia memiliki…
Kemarin, saya menerima pesan singkat lewat WA dari seorang sahabat, yang biasa saya sapa Jenderal. Ia sehari-hari berkutat dengan masalah-masalah intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Maka tidak mengherankan --tetapi, aja kagetan, aja gumunan--kalau para pemburu kekuasaan itu sekarang ini tampak alim, saleh, agamis, santun, sopan, peduli, penuh belarasa, merendah, dan tebar pesona; bahkan menyebut-nyebut dirinya keturunan tokoh besar dan kondang…
Kemenangan Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr, dalam pemilu presiden 9 Mei lalu di Filipina menarik perhatian, sekaligus meninggalkan setumpuk pertanyaan bagi banyak orang. Meskipun hasil berbagai survei menjelang pemilu menunjukkan dia unggul.
Hari Rabu malam lalu, seperti biasa, kami berlima berkumpul ngobrol sambil ngopi dan ngeteh. Salah seorang kawan menyebutnya sebagai “Majelis Reboan”, walau yang kumpul hanya lima orang. Yang lain menamai “Jemaat Reboan”.
Mas Ronny Tranda, kawan saya di WA Grup memosting foto–juga diposting banyak sahabat dan kawan di kelompok WA lain– kunjungan Ignatius Kardinal Suharyo ke rumah Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.
Beberapa hari lalu, sahabat lama saya, Romo Haruna yang sekarang bertugas dan tinggal di Bogor, bercerita lewat WA: Sudah bertahun-tahun saya biasa bepergian antar-kota dengan menggunakan angkot (angkutan kota).
Hari Minggu, 17 April 2024. Sambil melangkah agak sempoyongan masuk ke ruang UGD RS Puri Cinere, kulihat sekilas jam dinding warna putih berbentuk bulat yang digantung di ruangan itu. Pukul 23.45.