Perempuan pertama yang saya temui di Qatar, dalam perjalanan kembali ke Roma, adalah Shivani. Saya menduga, dari nama dan wajahnya, ia berasal dari India. Dan, benar. Ia berasal dari India.
Shivani bercerita sudah dua tahun bekerja di perusahaan penerbangan Qatar. Banyak orang India yang bekerja di perusahaan penerbangan itu, selain Filipina, Vietnam, dan juga Indonesia.
Nama itu, Shivani, menarik perhatian saya. Nama itu indah. Sekurang-kurangnya menurut saya. Selama penerbangan dari Doha ke Roma, saya cari-cari makna kata “Shivani.” Shivani nama lain Dewi Durga atau Parvati Permaisuri Siwa. Kata Shavani berasal dari bahasa Sanskerta, bahasa kuno India.
Pada dasarnya, “Shivani” berarti “milik Siwa”, atau “pengikut Siwa”. Dewa Siwa adalah salah satu dewa utama dalam agama Hindu, yang dikenal sebagai Penghancur dan Pengubah dalam trinitas suci dewa-dewa Hindu, yakni Brahma Sang Pencipta dan Wisnu sang Pemelihara (venere.it).
Maka itu, nama Shivani memiliki arti penting dalam budaya dan agama. Siwa sangat dihormati dalam agama Hindu dan merupakan tokoh sentral dalam berbagai mitologi dan teks agama. Nama ini populer di India bagian utara dan tengah. Di wilayah inilah pemujaan terhadap Dewa Siwa, sangat kuat.
Biasanya, nama “Shivani” dipilih oleh keluarga yang menganut agama Hindu dan ingin menghormati Dewa Siwa melalui nama anak mereka. Nama tersebut dapat ditemukan dalam kitab suci kuno, literatur, dan catatan sejarah, yang menunjukkan kehadirannya yang sudah lama ada dalam tradisi India.
Di zaman modern ini, nama Shivani terus digunakan secara luas, baik di India maupun di kalangan diaspora India. Makna spiritual dan kepentingan budayanya menjadikannya pilihan populer bagi keluarga yang mencari nama tradisional India dengan hubungan keagamaan yang kuat. Komunitas global India membantu mempertahankan dan menyebarkan popularitas nama Shivani, sehingga membuatnya dikenal secara internasional.
Dan, Shivani yang saya jumpai di Qatar, sangat baik hati. Ia membantu sejak saya keluar dari pesawat dan naik lagi, untuk melanjutkan perjalanan ke Roma.
***
Tetapi, seberapa penting arti sebuah nama? Apalah arti sebuah nama? Kata Yuliet dalam drama cinta dua anak muda Verona, Italia utara, Romeo dan Yuliet. Drama Romeo dan Yuliet adalah sebuah mahakarya dari pujangga kenamaan Inggris, William Shakespeare (1564-1616), berdasarkan sebuah cerita Italia karya Matteo Bandello.
Kata Yuliet, bukankah disebut dengan nama apa pun, mawar, bunga yang tangkainya berduri itu, tetap harum baunya’? Ia mengatakan hal itu, karena hubungannya dengan kekasihnya, Romeo, tidak direstui keluarganya. Romeo berasal dari keluarga Montague; sedangkan Yuliet dari keluarga Capulet. Kedua keluarga yang tinggal di Verona, sebuah kota di Italia utara di lereng Gunung Lessini di tepi Sungai Adige itu saling bermusuhan.
Bagi Yuliet, apalah arti sebuah nama. Tapi, mungkin Yuliet lupa bahwa nama itu menunjukkan identitas seseorang. Nama juga mempunyai arti yang khusus bagi orang itu. Nama bisa mencerminkan pribadi seseorang. Seorang anak diberi nama oleh orang-tuanya juga menggambarkan kesukaan, harapan, ucapan syukur dari orang-tuanya. Nama adalah doa, begitu kata orang.
Kami memberi nama anak kami, Abishai. Abishai berarti anugerah Tuhan. Dia memang anugerah Tuhan bagi kami. Anugerah Tuhan yang harus kami syukuri. Kata Abimanyu, misalnya, berarti tidak takut kesulitan, gagah, dan berani. Maka orang-tua yang memberi nama anaknya itu Abimanyu, mereka mendoakan agar anaknya tidak takut kesulitan. Wiryawan artinya memiliki derajat atau kedudukan tinggi.
Bila bayi perempuan diberi nama Apsari, orang-tuanya mendoakan putrinya bagaikan bidadari; Arini (awet muda), Banuwati (berkepribadian baik), Darminah (hati yang tenteram), Indriani (kecantikan dari dalam hati), Diajeng (yang tersayang), Arini (pembawa kedamaian), dan sebagainya.
Malahan dulu, orang-orang desa di Jawa, memberi nama anaknya sangat sederhana. Yakni berdasarkan hari kapan si anak lahir. Ada yang diberi nama Kemis atau Senin karena lahir pada hari Kamis atau Senin. Ada yang diberi nama Kliwon, Wage, dan Pon, misalnya karena pada hari itu yakni nama-nama hari menurut penanggalan Jawa, anaknya lahir.
Ada lagi yang diberi nama Bejo atau Untung, karena orang-tuanya mendoakan agar nantinya anaknya selalu beruntung. Tapi, ada pula yang diberi nama Uwuh (dalam bahasa Indonesia berarti sampah). Ada pula yang diberi nama Prihatin. Mungkin, orang-tuanya berharap nantinya si anak bisa prihatin atau ketika ia lahir keadaan orang-tuanya baru prihatin. Begitulah cerita soal nama.
Setiap umat katolik saat dibaptis diberikan nama baptis dari Santo untuk umat laki-laki, dan nama dari Santa untuk umat perempuan. Nama baptis sebagai tanda bahwa anak itu menjadi bagian dari komunitas iman Kristen. Sekaligus menghormati, dan meneladan cara hidup kekudusan seperti mereka, serta meminta bantuan hidup kita sebagai orang Kristen (KGK 2156-2158).
Pendek kata, nama dapat membawa makna yang kuat dan mencerminkan budaya, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat tempat asal nama tersebut. Misalnya, “Shivani,” sebuah nama yang memiliki makna budaya dan sejarah yang signifikan bagi orang-orang India, terutama mereka yang memuja Siwa.
Di zaman Majapahit, misalnya, banyak orang yang menggunakan nama binatang. Bahkan rajanya, menggunakan nama binatang. Hayam Wuruk, yang berarti ayam yang cerdas; Gajah Mada berarti gajah yang tangkas, trengginas, dan cerdik. Ahli epigrafi dari Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI), Sasongko (2021) menjelaskan, nama-nama binatang yang digunakan oleh orang Jawa Kuno sebagai nama diri, kebanyakan adalah nama hewan endemik di Pulau Jawa.
Dalam temuannya, nama binatang yang paling banyak digunakan sebagai nama diri di antaranya Kebo, Gajah, Gagak, Lembu, dan Hayam. Pemberian nama ini selain faktor ekosistem, budaya agrikultur masyarakat Jawa kuno waktu itu juga sangat mempengaruhi penamaan diri.
***
Di India ada Shivani yang saya temui di Qatar. Di Roma, tempat saya bertugas ada Nero, misalnya, yang kisah hidupnya saya baca. Ia seorang kaisar Romawi yang begitu terkenal. Kaisar Nero.
Mengapa kaisar Romawi yang memerintah antara tahun 54 – 68, dikenal dengan sebutan Kaisar Nero? Padahal nama lengkapnya Nero Claudius Caesar Drusus Germanicus yang nama aslinya Lucius Domitius Ahenobarbus? Mengapa tidak disebut Kaisar Claudius, misalnya.
Apakah karena dia “pria yang kuat, bertenaga, jantan, gagah? sesuai dengan arti kata nero yang dalam bahasa Italia kuno adalah, “ner– > nerōn > nĕrōnĭānus”, ..Tapi dalam bahasa Italia modern, nama Nero berarti “hitam”. Kata nero berasal dari kata Latin “nigrum“, akusatif dari “niger“. Nama ini berasal dari nama panggilan seseorang yang berambut hitam atau berkulit gelap.
Apakah Nero berkulit atau berambut gelap? Atau kelakuannya yang hitam? Sebagian besar informasi tentang Nero berasal dari tiga sejarawan: Tacitus (56 – 120) yang menggambarkan Nero “mencemari dirinya sendiri dengan segala kesenangan yang melanggar hukum”; Cassius Dio (165 – 235), yang menggambarkan Nero suka menyamar keliling Roma pada malam hari sambil “menghina wanita”, “berbuat cabul terhadap anak laki-laki”, dan “memukul, melukai, dan membunuh” orang lain; dan Suetonius (69 – 122), yang menyatakan Nero, memiliki kebiasaan buruk, melakukam tindak kekerasan (The New Yorker, 7 Juni 2021).
Maka, Nero dikenal sebagai pemimpin kejam (bahkan membunuh ibu dan dua istrinya sendiri) brutal, memikirkan diri sendiri, dan membakar Roma. Ia bukan hanya hitam (nero) rambutnya, tapi juga tindakannya.
Tentu, Nero beda dengan Shivani yang juga disebut Sadiyya (yang terberkati), Saabira (perempuan yang sabar dan toleran dan abadi), Saach (orang yang jujur, dicintai, dan anggun), Saachee (kekasih, rahmat, kebenaran, pendamping, nama lain Agni), Saachi (orang yang dicintai karena bicara tentang kebenaran), Saada (orang yang suka membantu).***
Foto2 lain di Qatar;
Bagaimana dg nama Mulyono, Pak Dubes…
Keren. Saya jadi belajar soal nama lagi.
Siap, Prof….terima kasih
Salam untuk Pak Bre
Hahahaha….Bre Redana, lebih jago, Prof
Hahaha…ngertiku Bre Redana…kancane Bre Kertabhumi, Bre Pikatan, Bhre Kahuripan…
Selalu inspiratif. Terimakasih mas Trias.
Wow . . . Foto fotonya bagus bener. . .
Trm Dab Trias . . . Terus berkarya . . .
Siap…nuwun
Nama nama yang indah dan dalam maknanya MasDhe Dubes. Kerjaan ku di bidang branding banyak berurusan dengan pemilihan nama brand yang pas untuk mengkomunikasikan values atau keunggulan yang mau ditawarkan..
Terimakasih untuk perjalanan mengiringi Bapa Suci. Berkah Dalem untuk Mas Trias, mas Abishai dan ibu…
Sukses ya dlam membranding…salam
Nuwun
Sukses membranding, Om…Salam
Apa hubungan Shivani dg Lord Shiva Pak Dubes?
Selamat bertugas ya..
Mbak Maria, Shivani adalah permaisuri Dewa Siva…nuwun
Mbak, Shavani puniko permaisurinya Dewa Shiva….nuwun
Thank’s dimas, fotonya bagus2. Nama memang mengandung doa & harapan. Selamat bertugas & sehat selalu.
Leres, Mbakyu…suwun…salam
Suwun, Mbakyu…salam
Wah luas sekali wawasan dan pengetahuan Pakde Trias, berawal dari nama Shivani bisa merujuk kemana-mana hingga pemberian nama baptis dan budaya Jawa.
Bagi saya menjadi pertanyaan apalah arti sebuah nama…
Sehat selalu Pakde Trias..
Amin…sehat juga ya….
Amin…sehat-sehat…
salam
Matur nuwun. Tambah wawasan dan pengetahuan. Seneng juga ingat nama2 waktu belajar bahasa text kuno Latin.
Iya, De…betul ..menarik tenan…suwun
Sami2, De…suwun
PakdheOm Dul Dubes … kula salut kaliyan semangat nulis njenengan (jane ya ra aneh …. jiwa wartawan-e tetep me-nyala2). Kontemplasi njenengan lunyu mengalir keluar n kami baca dengan renyah. Sinau saking renungan njenengan nggih nambahi spirit positif semangat hidup. Hola !
Suwun, De…lha, kan sing ngajari sampeyan, De…
Berkah Dalem
Suwun De, kulo rak namung…ngestokaken dhawuh jengandika, De
Suwun