
Pagi itu, ketika langit kelabu menyelimuti Roma dan hawa dingin begitu terasa, antrean para peziarah yang akan masuk Basilika Santo Petrus lewat Porta Santa (Porta Sancta atau Pintu Suci), sudah mengular. Sentuhan hawa dingin, bagi para peziarah tidak dirasa. Mereka tetap tertib antre masuk basilika, sekalipun harus berjaket dan penutup kepala rapat-rapat.
Sepanjang Via della Conciliazione pun, banyak peziarah. Mereka berjalan. Ada yang berkelompok besar maupun kecil. Ada pula yang sendirian.Via della Conciliazione adalah sepotong jalan yang menghubungkan Lapangan Santo Petrus dengan Castel Sant’Angelo dan selalu ramai peziarah.
Bangunan bulat yang disebut Castel Sant’Angelo sebenarnya adalah Museum Hadrian yang kemudian dijadikan benteng dan kastil, serta penjara. Disebut demikian karena yang membangun–dibangun antara tahun 134 – 139–adalah kaisar Hadrian yang semula diperuntukkan sebagai maosoleum bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Maka di dalamnya ada makam Kaisar Hadrian.
Jalan sepotong itu, Via della Conciliazione, hanya sepanjang 500 meter, dibangun atas prakarsa Benito Mussolini (29 July 1883 – 28 April 1945) diktator fasis Italia, mulai tahun 1936 hingga 1950. Pembangunan jalan itu dimaksudkan untuk merayakan dicapainya kesepakatan antara Kerajaan Italia dan Takhta Suci dengan ditandatanganinya Perjanjian Lateran, 11 Februari 1929.
Perjanjian Lateran inilah yang menjadi dasar berdirinya Vatican City State, Negara Kota Vatikan yang luasnya 44 hektar. Berdasarkan perjanjian ini, Italia mengakui kedaulatan paus atas Vatikan dan sebaliknya, kepausan mengakui negara Italia dengan Roma sebagai ibukotanya.
***

Semua peziarah berjalan menuju ke Pintu Suci, Porta Santa (Italia) di Basilika Santo Petrus yang dibuka Paus Fransiskus pada tanggal 24 Desember 2024 malam mengawali Misa Malam Natal. Pembukaan Porta Sancta (Latin) ini menandai dimulainya Tahun Yubileum 2025.
Pintu Suci adalah salah satu dari lima pintu depan basilika. Pintu paling kanan (dilihat dari depan basilika) adalah La Porta Santa (Pintu Suci); lalu La Porta dei Sacramenti (Pintu Sakramen): Pintu Utama diberkati Paus Eugenius IV (1431-47); kemudian La porta del bene e del male (Pintu Kebaikan dan Kejahatan): dan La Porta della morte (Pintu Kematian, lewat pintu inilah prosesi membawa jenazah seorang paus keluar basilika).
Salah satu gambaran simbolis dari dimulainya setiap Tahun Yubileum adalah Paus melintasi Pintu Suci. Ini adalah momen yang berakar kuat pada Abad Pertengahan. Peziarah pertama yang melewati ambang pintu selalu adalah Uskup Roma.
Meskipun Paus Bonifacius VIII yang memulai Tahun Yubileum (1300), namun baru lebih seabad kemudian tradisi Pintu Suci ini menjadi bagian dari Tahun Yubileum. Menurut dokumen abad ke-15, pada tahun 1423, adalah Paus Martin V, paus ke-206 (1417 – 1431) yang pertama kali membuka Pintu Suci. Yang dibuka adalah Pintu Suci Basilika Lateran, tempat dia dikemudian hari dimakamkan.
Semula Pintu Suci Basilika Santo Petrus yang diberkati dan diresmikan Paus Benediktus XIV (1748) berbahan kayu. Pintu kayu itu bertahan hingga zaman PD II. Setelah perang berakhir, sebagai ungkapan syukur terhindar dari horor perang, Uskup Basil-Lugano, Mgr Francesco von Streng menawarkan kepada Paus Pius XII untuk mengganti Pintu Suci dari kayu ke perunggu. Dan, pada tahun 1949, pintu baru diberkati.
Pada daun Pintu Suci ada 16 panel dengan ukuran sama. Keenam-belas panel itu menggambarkan apa yang dikisahkan dalam Kitab Suci: Malaekat di Pintu Taman Firdaus dengan tangan kanan memegang pedang; Manusia jatuh dalam dosa; “Annunciation“; Maria menerima kabar gembira; Yesus dibaptis di Sungai Yordan; Domba yang hilang; Bapa yang penuh belas kasih; Penyembuhan orang lumpuh; Perempuan pendosa; Perlunya mengampuni; Petrus menyangkal; Penjahat yang bertobat; Penampakan Kristus pada Thomas; Penampakan Kristus di hadapan para murid; Saul bertobat; Pembukaan Pintu Suci.
Kata Virgilio Kardinal Noè, dalam “The Holy Door in St. Peter’s” (1999), “Enam belas panel pintu itu seperti bait-bait himne, yang menyanyikan belas kasihan Tuhan yang tak terbatas. Gambar di panel mulai dari realitas dosa, yang merendahkan manusia, dan beralih ke penebusan dosa, yang merehabilitasi manusia. Gambar-gambar di panel itu mencerahkan setiap saat dalam situasi apa pun dengan kepastian pengampunan ilahi.”
***

Pintu gereja selalu memiliki peran spesifik dan simbolisme dalam liturgi Katolik. Sejak zaman dulu hingga kini, buku-buku liturgi dan karya-karya seni selalu menekankan simbolisme ini. Pintu gereja sebagai penanda batas antara yang suci dan profan; yang memisahkan bagian dalam gereja dan luar rumah Tuhan.
Kata Paus Fransiskus dalam Spes Non Confundit (Harapan Tidak Mengecewakan), bulla (dekrit atau surat) yang memaklumkan Tahun Suci 2025, dalam tradisi Katolik, Pintu Suci melambangkan jalan menuju keselamatan – jalan menuju kehidupan baru dan kekal, yang dibuka bagi umat manusia. Sebab, pintu tersebut secara khusus mewakili Kristus sendiri – satu-satunya jalan menuju kehidupan kekal dalam kedamaian.
Maka dikatakan, “Ego sum ostium per me si quis introierit salvabitur et ingredietur et egredietur et pascua inveniet,” Barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat. Ia akan keluar masuk dan menemukan padang rumput” (Yoh. 10:9).
Akulah pintu. Maka, Pintu Suci Ini melambangkan jalan masuk menuju belas kasihan Tuhan – tindakan tertinggi dan yang melaluinya Dia datang menemui manusia. Belas kasihan adalah “jembatan yang menghubungkan Tuhan dan umat manusia, membuka hati kita terhadap harapan untuk dicintai selamanya meskipun kita penuh dosa,” tulis Paus Fransiskus dalam “Misericordiae Vultus” (“Wajah Kerahiman”).
Kata Paus, pintu juga merupakan simbol Maria – ibu, tempat tinggal Tuhan – dan dia juga selalu membuka tangan dan siap menyambut kedatangan anak-anak Tuhan. Maka ada istilah per Mariam ad Jesum, melalui Maria menuju kepada Yesus.
***

Itulah sebabnya pada Tahun Yubileum 2025 ini, Porta Santa, Pintu Suci (selain di Basilika Santo Petrus, juga Basilika Lateran, Basilia Maria Maggiore, dan Basilika Santo Paulus di luar tembok, dan Pintu Penjara Rebibbia) menjadi tujuan para peziarah.
Bagi siapa pun yang memasuki Rumah Tuhan, pintunya bertuliskan: inilah rumah Tuhan, ini pintu menuju Surga. Oleh karena itu, saat melintasi ambang batas ini, tinggalkanlah segala sesuatu yang tidak layak bagi Tuhan…
Foto-foto lain:
Benar-benar perjalanan penuh berkat dan berkat itu sampai kepada kami. Maturnuwun, mas Dubes. Selalu diingatkan untuk selalu bersyukur atas berkat, rahmat dan anugerah. Salam sehat selalu dan Berkah Dalem.
Gereja Katolik memang kaya tradisi dan simbol2 imani yang tidak dimiliki banyak denominasi gereja lain.
Sangat memperkaya pemahaman Gerejani dalam tulisan ini.
Salam Kredensial n berkah Dalem
Pintu adalah metafora bagi jalsn masuk ke perjamuan yang terencana, menarik acaranya, dan lain sebagainya.
Pintu Keselamatan adalah pengharapan ilahiyah bagi mereka yang beriman. Pengharapan yang menjelma jadi kenyataan tentang makna kekudusan, kedamaian, kekekalan….
Bahagianya yg berkesempatan untuk kesana. Tapi bisa membayangkan antusias mereka yg sedang antri. Terima kasih sharingnya pa Dubes
Matur nuwun dik, walaupun tidak bisa ikut masuk ke Holly Door th 2025 ini, ttp dg mengikuti cerita dan penjelasan diatas serasa ikut merasakannya. Matur nuwun.
Iya bung Trias, dalam tradisi Katolik, Porta Santa melambangkan jalan atau “pintu masuk” menuju keselamatan dan pembebasan spiritual. Simbol pengampunan dan rekonsiliasi, belas kasih/kerahiman Tuhan yang terbuka bagi umat manusia demi menuju kebangkitan: kehidupan baru dan kekal.
Sebagaimana tertulis: Akulah pintu, barangsiapa masuk melalui aku, ia akan selamat … (Yoh 10:9). Porta Santa juga simbol Sta Maria – ibu tempat tinggal Tuhan – yang selalu membuka tangan dan siap menyambut kedatangan putera- puteri Tuhan.
Selamat menjalani Tahun Yubileum 2025, dengan melakukan perjalanan atau “ziarah pengharapan” ke tempat- tempat suci, ke gereja- gereja … dengan masuk melalui Pintu Suci nya.
koreksi, “pemeliharaan spiritual” harusnya “pembebasan spiritual”, he hee