PESAN MICHELANGELO

 

Penciptaan Adam oleh Michelangelo

Ketika kami–184 duta besar dari berbagai negara yang terakreditisasi di Takhta Suci– berjalan dari Hall of Benedict, Vatikan menuju Kapel Sistina sekitar 20 meter jaraknya, seperti para kardinal yang akan mengikuti konklaf. Konklaf adalah sidang rahasia untuk memilih seorang paus baru.

Sejak berabad-abad konklaf dilaksanakan di Kapel Sistina. Berurutan satu per satu, kami masuk ke kapel paling indah di dunia itu.

Kata Mario Escobar penulis buku Francis, Man of Prayer (2013), konklaf adalah salah satu di antara pertemuan paling rahasia di seluruh dunia. Inilah pemilihan seorang pemimpin lewat prosedur yang benar-benar bebas, rahasia, jujur, dan adil. Tidak sekadar sebuah jargon politik belaka.

Sebab, pemilihan paus bukanlah hajatan politik. Maka tidak ada pula politik uang sebagaimana hajatan politik pada umumnya.

Politik uang adalah praktik pembelian suara pemilih oleh peserta pemilu, maupun oleh tim sukses, baik yang resmi maupun tidak. Biasanya politik uang terjadi sebelum pemungutan suara dilakukan.

Dengan politik uang, pemilih kehilangan otonominya untuk memilih kandidat pejabat publik melalui pertimbangan rasional, seperti rekam jejak, kinerja, program maupun janji kampanye karena memilih kandidat hanya karena pemberian uang belaka.

Sebaliknya, tidak demikian dengan konklaf. Dalam konklaf yang dipilih adalah seorang Paus. Meskipun Paus adalah Kepala Negara Kota Vatikan dan Kepala Pemerintahan Takhta Suci.

Tetapi Annuario Pontificio, direktori resmi Tahta Suci, menggambarkan jabatan Paus sebagai Uskup Roma, Wakil Yesus Kristus, Penerus Pangeran Para Rasul, Kepala Tertinggi Gereja Universal, Patriarkh Gereja Barat, Primat Italia, Uskup Agung Metropolitan Provinsi Roma, Penguasa Negara Kota Vatikan, Hamba dari Para Hamba Tuhan.

Karena itu, konklaf selalu menarik masyarakat dan media massa dunia dari masa ke masa. Konklaf bisa dikatakan selalu memberikan kejutan. Salah seorang kardinal yang masuk ke Kapel Sistina akan keluar sebagai Paus. Lainnya, masuk sebagai kardinal, keluar tetap sebagai kardinal.

Kata konklaf dipungut dari bahasa Latin, cum clavis yang secara harfiah berarti “dengan kunci” atau “terkunci.” Maka konklaf oleh Merriam-WebsterΒ diartikan sebagai “sebuah pertemuan khusus atau sebuah sidang; “teristimewa”; sebuah pertemuan para kardinal Katolik Roma yang diisolasi secara terus menerus selama memilih seorang Paus.”

Pendek kata, konklaf adalah pertemuan para kardinal di dalam suatu ruangan yang dikunci untuk memilih seorang Paus baru. Cara seperti ini dilakukan setelah Konsili Lyon Kedua 1274. Jadi para kardinal selama konklaf terputus dari dunia luar, termasuk tidak membawa alat komunikasi dalam bentuk apa pun.

Saat konklaf, kata pastor Thomas J. Reese dari National Catholic Reporter, baik telepon, televisi, Internet, e-mail, juga telpon genggam tidak bisa digunakan. Tapi, kemarin waktu kami ke sana, semua bisa.

***

Kapel Sistina

Sudah lama, mendengar ceritanya. Membaca ceritanyapun, sudah. Melihat fotonya, juga sudah. Tapi, baru pada tanggal 8 Januari 2024, menapakkan kaki secara langsung, masuk ke dalamnya, dan melihat fresko-fresko yang begitu indah di semua dindingnya serta langit-langit.

Hari itu, setelah mengikuti pidato awal tahun 2024, Paus Fransiskus di Hall of Benedict, Vatikan, kami diajak ke Kapel Sistina. Di kapel yang begitu terkenal karena fresko-freskonya di semua dinding dan langit-langitnya itu, kami berfoto bersama Paus.

Kapel ini dibangun selama delapan tahun, 1473 – 1481, diarsiteki Giovanni dei Dolci. Dan, dipersembahkan kepada Paus Sixtus IV (dari Sixtus nama Sistina diambil) sebagai pemrakarsa pembangunan kapel.

Yang sangat kondang bukanlah si arsitek, Giovanni, tetapi pelukis fresko-freskonya, yakni Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni. Tetapi ia lebih dikenal sebagai Michelangelo (1475 – 1565).

Pelukis, pematung, arsitek yang juga penyair Zaman Renaisans kelahiran Firenze atau Florence–juga kampung halaman Niccolo Machiavelli, 1469-1527, negarawan kondang pada zamannya yang salah satu bukunya tetap menjadi rujukan para penguasa, politisi, dan pemuja kekuasaan hingga kini yakni Il Principe atau The Prince–karya-karyanya sangat hebat.

Selain fresko di Kapel Sistina, Michelangelo juga membuat patung Pieta (1499) berbahan marmer putih dan sekarang ada di Basilika Santo Petrus; David atau Daud (1501 – 1504), patung berbahan marmer putih ini setinggi 5,16 meter sekarang di Galleria dell’Accademia, Florence.

Patung Musa (1513-1515). Patung berbahan marmer putih setinggi 2,35 meter ini menggambarkan Musa berjenggot panjang duduk, memegang batu tablet isi 10 Perintah Allah dan kepalanya menoleh ke kanan. Sekarang patung itu berada di Basilika St Petrus, Vincoli, Roma.

***

The Last Judgement karya Michelangelo

Begitu masuk ke Kapel Sistina, yang langsung nabrak mata adalah lukisan dinding bagian barat persis di belakang altar. Lukisan yang sangat indah dan terkenal itu adalah The Last Judgement (Pengadilan Akhir). Lima tahun, 1536 – 1541, Michelangelo merampungkan karya agungnya ini.

Itulah salah satu karya terdahsyat Michelangelo yang entah sudah dilihat berapa juta orang. Karya ini dipersembahkan pada Paus Paulus III (bertakhta 1534 – 1541).

Dalam The Last Judgement, Michelangelo menggambarkan ketika para malaekat meniup terompet saat Akhir Zaman tiba. Saat itu, Kristus tidak berjenggot yang berdiri di tengah dikelilingi para kudus dan di sisi kanannya berdiri Bunda Maria yang memalingkan wajahnya ke kanan,membangkitkan orang-orang mati.

Digambarkan oleh Michelangelo, orang-orang keluar dari kubur dan yang hidupnya benar melayang ke surga. Ada yang dibantu malaekat. Lalu digambarkan para malaekat melemparkan mereka yang hidupnya tidak benar ke neraka.

Yang menarik, hampir semua sosok dalam lukisan itu–kecuali Kristus, meskipun tidak lengkap dan Bunda Maria–tidak berbusana. Karena itu, menurut cerita berbagai bacaan, Kardinal Carafa, Mgr Sermini, dan Biagio Martinelli (1463 – 1544) seorang pastor pejabat di Vatikan menganggap Michelangelo amoral dan cabul. Mereka ingin menyingkirkan lukisan itu.

Karya hebat lainnya adalah fresko di langit-langit Kapel Sistina. Luas langit-langit itu hampir 500 meter persegi: panjang 40 meter dan lebar 13 meter.

Lukisan ini menggambarkan kisah penciptaan. Lukisan yang sangat terkenal adalah Penciptaan Adam. Ada banyak tema lukisan di plafon itu. Persis di tengah langit-langit, dilukiskan kisah-kisah dari Kitab Kejadian antara lain Penciptaan Adam (ini paling tengah), Manusia Jatuh Dalam Dosa, Adam dan Hawa Diusir dari Firdaus, dan Banjir Bah di Zaman Nuh.

Michelangelo melukis langit-langit Kapel Sistina atas perintah Paus Julius III (1508). Lukisan di plafon itu dirampungkan empat tahun, 1508 – 1512.

***

Paus Fransiskus bersama para Duta Besar di Kapel Sistina di depan lukisan The Last Judgement (dok. Vatikan)

Mengapa konklaf selalu dilakukan di Kapel Sistina yang ada fresko The Last Judgement. Bukankan Vatikan memiliki tempat-tempat lain yang dapat menampung para kardinal yang mengikuti konklaf.

Kata John Thavis penulis buku The Vatican DiariesΒ (USA Today) para kardinal mengatakan, “Mereka tidak mencari dekorasi yang bagus (di dalam Kapel Sistina). Mereka sedang melihat ilustrasi sejarah keselamatan” yang digambarkan fresko-fresko di kapel itu.

Banyak kardinal mengatakan pada John Thavis: “Roh Kudus sedang bekerja di ruangan itu. Dan bukan suatu kebetulan bahwa ketika setiap kardinal datang untuk memberikan suaranya, dia sedang melihat Pengadilan Terakhir karya Michelangelo. Mereka dengan penuh perhatian sadar bukan hanya tanggung jawab yang diemban oleh satu suara, tapi pada akhirnya kita semua akan diadili.”

Maka tulis Santo Yohanes Paulus II, “Selama Konklaf, Michelangelo mengajari para kardinal – Jangan lupa: Omnia nuda et aperta sunt ante oculos Eius, Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata-Nya.

Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya. Sebab, segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan?

Kehidupan manusia itu terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dan disembunyikan. Maka, seharusnya mendorong setiap orang berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal…. ***

Foto-foto lain Trias Kuncahyono

 

Foto: Dok. Vatikan
Foto: Dok. Vatikan
Bagaimana menurut Anda artikel ini
+1
0
+1
0
+1
26
+1
44
Kredensial